Sejarah Pers di Minahasa: Tonggak Perkembangan Jurnalistik di Masa Kolonial (1869–1942)

Artikel193 Dilihat

Pers di Minahasa memiliki peran signifikan dalam membangun kesadaran intelektual dan sosial masyarakat setempat.

Kehadiran pers di wilayah ini dimulai pada masa kolonial Belanda, yang membawa pengaruh besar terhadap kehidupan jurnalistik dan budaya lokal. Perkembangan ini tak lepas dari peran para zendeling, sistem pendidikan, dan semangat masyarakat Minahasa dalam menerima perubahan.

 

Awal Mula Pers Minahasa

Pers Minahasa bermula dari pengaruh Belanda, misi penginjilan Protestan (zendeling), dan pendirian sekolah-sekolah oleh Nederlandsche Zendelinggenootschap (NZG). Surat kabar pertama yang menjadi tonggak awal adalah Tjahaja Sijang, diterbitkan pada 20 Januari 1869 oleh zendeling Nicolaas Graafland.

Tujuan awalnya adalah untuk menyebarkan ajaran Injil dan mendukung pendidikan masyarakat melalui bahasa Melayu.

 

Mesin cetak yang digunakan untuk menerbitkan Tjahaja Sijang didatangkan langsung dari Belanda pada tahun 1864. Meskipun awalnya artikel dalam surat kabar ini terbatas pada isu keagamaan, pemerintah kolonial meminta redaksi untuk memperluas konten agar mencakup kepentingan umum.

 

Perkembangan Pers Lokal

Pada awal abad ke-20, pers lokal mulai berkembang pesat. Andries A. Maramis menjadi tokoh pertama yang mendirikan surat kabar lokal, Pewarta Menado, pada tahun 1904.

Kemudian muncul berbagai surat kabar lain, seperti Menado-Courant (1910), Matahari Terbit (1912), dan Pemimpin Zaman (1917).

Kota Manado menjadi pusat utama kegiatan jurnalistik di Minahasa, diikuti oleh kota-kota lain seperti Tomohon, Langowan, dan Amurang.

Pers Minahasa di Perantauan

Selain di Minahasa, orang Minahasa yang merantau juga berperan aktif dalam dunia pers nasional. F.D.J. Pangemanann, misalnya, menjadi redaktur surat kabar Bintang Betawi sejak tahun 1894 dan memprakarsai berdirinya organisasi wartawan pertama, Maleische Journalisten Bond.

Organisasi Perserikatan Minahasa juga menerbitkan berbagai media seperti Soeara Minahasa dan Nafiri Minahasa, yang menjadi sarana komunikasi komunitas Minahasa di luar daerah.

 

Pelopor Pers Minahasa

Beberapa tokoh penting dalam sejarah pers Minahasa meliputi:

1. Nicolaas Graafland – Pelopor penerbitan Tjahaja Sijang.

2. F.D.J. Pangemanann – Wartawan dan penulis yang memajukan pers nasional.

3. Andries A. Maramis – Pendiri Pewarta Menado.

4. Sam Ratulangi – Tokoh nasional yang aktif dalam pers perjuangan di Belanda.

 

Masa Kejayaan dan Tantangan

Pada periode 1920–1941, lebih dari 40 surat kabar dan majalah diterbitkan di Minahasa.

Masa ini disebut sebagai masa keemasan pers Minahasa.

Namun, datangnya penjajahan Jepang pada tahun 1942 membawa penurunan drastis dalam aktivitas jurnalistik.

 

Pers di Minahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga medium untuk menyebarkan ide-ide kebangsaan dan semangat intelektual.

Dari Tjahaja Sijang hingga berbagai media perjuangan lainnya, pers Minahasa memberikan kontribusi penting dalam sejarah pers nasional Indonesia.

Tokoh-tokoh dari Minahasa tidak hanya dikenal sebagai pelopor jurnalistik, tetapi juga pejuang intelektual yang berperan dalam pembentukan kesadaran nasional.

 

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap lebih banyak dokumen dan arsip yang memperkaya sejarah pers di Minahasa dan kontribusinya terhadap perkembangan pers nasional.

 

*referensi: Perkembangan Pers Minahasa Pada Masa Kolonial Tahun 1869-1942 UNSRAT (Bodewyn Grey Talumewo) 

Tinggalkan Balasan