Tarian Kabasaran: Warisan Keprajuritan Minahasa yang Sarat Nilai Budaya

Artikel, Tarian139 Dilihat

Tarian Kabasaran adalah salah satu tarian tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara, yang memadukan seni gerak dengan sejarah keprajuritan suku tersebut.

Tarian ini pada awalnya merupakan tarian perang yang dilakukan oleh Waranei, yaitu penjaga keamanan desa yang juga bertugas sebagai prajurit perang. Lebih dari sekadar tarian, Kabasaran mencerminkan keberanian, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur masyarakat Minahasa.

 

Asal Usul dan Makna Tarian Kabasaran

Nama “Kabasaran” berasal dari kata “wasal,” yang berarti ayam jantan yang telah dipotong jenggernya agar menjadi lebih garang saat bertarung.

Gerakan tarian ini menggambarkan keberanian dan semangat bertarung, di mana para penari meniru gerakan dua ayam jantan yang saling menyerang.

 

Tarian Kabasaran tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki nilai ritual. Penari Kabasaran dipercaya memiliki hubungan dengan Opo Empung (yang mahakuasa), dewa pelindung masyarakat Minahasa.

Ekspresi wajah melotot dan gerakan tegas mereka dianggap mampu mengusir roh-roh jahat yang mengancam desa.

 

Gerakan dan Babak Tarian

Tarian Kabasaran terdiri dari tiga babak utama:

1. Cakalele: Babak pembuka yang penuh semangat dengan gerakan berkejaran dan melompat-lompat, menggambarkan kesiapan untuk bertarung.

2. Kumoyak: Babak tengah di mana para penari mengayunkan pedang atau tombak secara dinamis, melambangkan ketenangan dan kendali diri di tengah perang.

3. Lalayaan: Babak terakhir yang penuh keceriaan, menandakan akhir pertempuran dan kebebasan dari amarah.

 

Kostum dan Musik Pengiring

Para penari Kabasaran mengenakan pakaian tenun khas Minahasa berwarna merah, simbol keberanian dan kekuatan. Riasan wajah mereka garang dan penuh wibawa.

Selama pertunjukan, penari tidak pernah tersenyum, menekankan keseriusan dan kesungguhan mereka. Musik pengiring berupa tabuhan gong dan tambur, yang mengatur irama tarian sekaligus membangkitkan semangat penari dan penonton.

 

Nilai Budaya dalam Tarian Kabasaran

Tarian Kabasaran mengandung berbagai nilai budaya yang penting, antara lain:

Keberanian: Melalui gerakan yang tegas dan ekspresi wajah yang garang, tarian ini menggambarkan keberanian orang Minahasa dalam menghadapi tantangan.

Kebersamaan: Para penari harus bekerja sama mengikuti arahan pemimpin tarian, mencerminkan nilai maesa-esaan (saling bersatu).

Keprajuritan dan Kedisiplinan: Penari Kabasaran menunjukkan sikap tegas dan disiplin, memperlihatkan jiwa kesatria yang diwariskan secara turun-temurun.

 

Peluang Tarian Kabasaran dalam Pendidikan Karakter

Tarian Kabasaran bukan hanya warisan budaya, tetapi juga sumber pendidikan karakter yang potensial. Nilai-nilai keberanian, kebersamaan, dan kedisiplinan yang terkandung dalam tarian ini dapat menjadi inspirasi dalam pembentukan karakter generasi muda. Dengan memasukkan Kabasaran ke dalam kurikulum muatan lokal, tradisi ini dapat dilestarikan sekaligus mengajarkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak Indonesia.

 

Tarian Kabasaran adalah simbol kebanggaan dan identitas Minahasa yang tidak hanya bercerita tentang masa lalu, tetapi juga relevan dalam membangun karakter masyarakat di era modern.

Pelestarian dan pemanfaatan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Kabasaran dapat menjadi langkah penting untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.

*Disadur dari buku tulisan Maria Tangkilisan – Tarian kabasaran suku bangsa Minahasa

*Foto Defi Yustika Ayu

Tinggalkan Balasan