Penyerangan di Manado: Upaya Pemberontakan Suku Bwol (Buol) Terhadap Residen Belanda (1875)

Artikel2431 Dilihat

Pada hari Kamis, 26 Agustus 1875, sebuah serangan mengejutkan terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh segerombolan orang yang datang dengan tiga perahu dari arah barat, tiba di pelabuhan Manado sekitar pukul 8 pagi.

 

Mereka berjumlah 48 orang, berpakaian serba putih dengan ikat pinggang dan penutup kepala merah, bersenjatakan tombak dan pedang.

Setelah mengucapkan doa singkat di pantai, mereka memasuki perkampungan sambil menari dan berteriak.

 

Awalnya, penduduk setempat tidak terlalu mencurigai, karena kebiasaan di Manado saat itu, jika ada raja atau pembesar yang berkunjung, mereka sering kali disambut dengan tari-tarian adat.

 

Namun, suasana segera berubah. Gerombolan tersebut mulai melakukan kekerasan, membunuh dan melukai beberapa orang di pasar.

 

Mereka kemudian bergerak menuju benteng Nieuw Amsterdam, namun dihalau oleh tembakan tentara. Selanjutnya, mereka berusaha menuju rumah Residen yang saat itu tidak dijaga ketat, karena militer sudah lama tidak ditempatkan di sana. Residen, Mr. Samuel Corneille Jean Wilhelm van Musschenbroek, sedang tidak berada di rumah dan berada di kantor Residen.

 

Sekitar 30 orang dari gerombolan itu berhasil memasuki rumah dan menghancurkan segala sesuatu di hadapan mereka.

 

Pintu yang telah ditutup tidak menghalangi mereka untuk membobolnya dengan mudah. Dalam situasi tersebut, Ny. Van Musschenbroek, istri Residen, dengan tenang dan penuh kepercayaan diri mendekati gerombolan itu, sambil memegang anak terkecilnya di tangan dan berkata, “Apa maumu? Apa salahku padamu? Bunuh aku!”

 

Melihat keteguhan hati Ny. Van Musschenbroek, para penyerang sepertinya terhenti sejenak. Tidak lama setelah itu, 14 tentara yang dipimpin oleh Sersan Weintré tiba dari benteng dan bertarung melawan para pemberontak.

Gerombolan tersebut mundur dan berusaha kembali ke perahu mereka. Dua orang berhasil ditahan oleh kapten Belanda, sementara penduduk mulai mengejar sisa anggota gerombolan yang berusaha melarikan diri.

 

Dalam pengejaran tersebut, dua puluh dari empat puluh delapan orang pemberontak tewas, sementara yang lainnya ditangkap dan dipenjara.

 

Dari ikat pinggang dan penutup kepala yang mereka kenakan, diketahui bahwa gerombolan ini berasal dari suku Bwol (Buol), yang terletak di selatan Minahasa, dekat Gorontalo. Mereka awalnya berniat membunuh Residen, tetapi target mereka sebenarnya adalah Residen sebelumnya, Mr. Petrus van der Crab. Mereka juga mengklaim bahwa akan ada kelompok pemberontak yang lebih besar yang sedang dalam perjalanan menuju Manado.

Meski demikian, tidak ada kelompok lain yang muncul.

 

Setelah kejadian itu, Mr. S.C.J.W van Musschenbroek mengunjungi Bwol untuk menghukum warga yang terlibat dalam penyerangan dan kemudian menjalin hubungan persahabatan dengan mereka.

 

Keterangan Foto:

Rumah Residen Manado sekitar tahun 1860 – 1875 dan Mr. S.C.J.W van Musschenbroek

 

Sumber: KITLV Leiden

Fotografer:Woodbury & Page

Disarikan dan diterjemahkan oleh: Romy Toar Nonutu

Tinggalkan Balasan