Sejarah Berdirinya Desa Talaitad Minahasa

Artikel2358 Dilihat

Desa Talaitad terletak di Kecamatan Suluun Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Indonesia.

Penduduk desa ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani/perkebun, dengan komoditas utama seperti cengkeh dan kelapa. Selain itu, mereka juga dikenal sebagai penghasil gula aren (gula merah) dan cairan metanol dari fermentasi nira pohon aren, yang biasa disebut “cap tikus,” sebuah minuman khas yang memiliki peran penting dalam perekonomian desa.

 

Asal Usul Pendiri Desa Talaitad

 

Desa Talaitad didirikan oleh tiga tokoh penting: Dotu Sarijowan, Awuan, dan Pilalu, yang berasal dari kampung Wuwuk pada abad ke-18 (sekitar tahun 1700-1750 M).

Proses pemindahan mereka dari Wuwuk terjadi akibat tekanan politik dari pemerintah VOC-Belanda yang menentang keberadaan mereka. Penduduk yang menentang Belanda seringkali dikucilkan dan terpaksa mencari tempat yang lebih aman.

 

Mereka kemudian menuju sebuah hutan di sebelah utara kampung Wuwuk, yang dikenal dengan nama Kuntung Tareran, dan mulai berburu binatang di daerah tersebut.

 

Di tempat inilah mereka membangun pemukiman pertama yang dikenal dengan nama “Mawale.” Kata “Mawale” berasal dari kata “Wale” yang berarti “rumah,” dengan tambahan awalan “ma” yang berarti “mendirikan rumah.”

 

Namun, pemukiman Mawale hanya bertahan sementara karena sering diganggu dan tidak lagi dianggap aman. Oleh karena itu, mereka mencari tempat baru yang lebih terlindung.

 

Setelah mencari lebih jauh, mereka menemukan sebuah tempat yang tersembunyi di hutan bagian timur, terhalang oleh perbukitan berbentuk siku, yang kemudian dinamakan “Paloas” (dari kata “loas,” yang berarti “siku lengan”).

 

Pindah ke Saroinsong dan Perubahan Nama

 

Setelah beberapa tahun tinggal di Paloas, penduduk desa kembali menghadapi kesulitan, kali ini berupa wabah penyakit yang sulit disembuhkan.

Wabah ini tidak hanya menyerang mereka, tetapi juga penduduk desa sekitar seperti Wiau Lapi, Rumoong, dan Lansot. Dipimpin oleh Maweor, keturunan Dotu Sarijowan, Awuan, dan Pilalu, mereka mencari tempat yang lebih aman.

 

Mereka akhirnya menemukan sebuah lokasi di hutan yang memiliki mata air jernih yang menetes dari tebing. Mereka membuat pancuran bambu untuk mengambil air tersebut, yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

 

Pada waktu yang bersamaan, seorang pahlawan perang Minahasa bernama Waraney dari Lowian (sekarang Rumoong Atas) datang bersama Maweor untuk mendirikan pemukiman baru di sekitar sumber air tersebut. Pemukiman ini diberi nama “Saroinsong.”

 

Nama Saroinsong bertahan hingga tahun 1874. Seiring berjalannya waktu, nama ini perlahan berubah menjadi “Talaitad,” yang resmi digunakan pada tahun 1902, setelah berakhirnya dualisme kepemimpinan antara Eduard Ngayow dan Paul Waroka.

 

Pada masa itu, kepemimpinan di Desa Talaitad mulai dipimpin oleh Hukum Tua Apolos Sarijowan.

 

Makna Nama Talaitad

 

Nama “Talaitad” berasal dari kata “Taraitak,” yang memiliki makna serupa dengan Saroinsong, yang menggambarkan fenomena air yang menetes dari tebing batu dan jatuh di atas batu.

 

Nama ini mencerminkan kedekatan dengan alam dan sumber kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat desa ini.

 

Sumber: “Sejarah Desa-desa di Wilayah Tareran” oleh Drs. Valry S.H. Prang, 2019.

Tinggalkan Balasan