Pertempuran Manado yang terjadi pada 11-12 Januari 1942 merupakan salah satu momen bersejarah dalam kampanye militer Jepang di Hindia Belanda.
Serangan ini menandai awal masuknya pasukan Jepang ke wilayah tersebut, sebagai bagian dari strategi ofensif besar-besaran untuk merebut Hindia Belanda dari tangan kolonial Belanda.
Manado, yang terletak di Semenanjung Minahasa, dipilih sebagai target utama karena nilai strategisnya. Wilayah ini memiliki pangkalan angkatan laut dan lapangan terbang yang krusial untuk mendukung Operasi Ofensif Timur Jepang.
Persiapan dan Serangan Pasukan Jepang
Pasukan Jepang yang terlibat dalam pertempuran terdiri dari 3.200 personel infanteri SNLF (Special Naval Landing Force) dan 507 penerjun payung dari unit yang sama.
Operasi dimulai pada 11 Januari 1942 pukul 09.30, dengan pasukan penerjun SNLF meluncur menggunakan parasut ke lapangan terbang Langoan dan pangkalan pesawat amfibi Kakas.
Dua fasilitas ini dianggap vital untuk keberhasilan kampanye Jepang di Hindia Belanda.
Secara bersamaan, marinir SNLF melancarkan pendaratan amfibi di dua lokasi berbeda: pantai Manado bagian utara dan selatan.
Strategi ini bertujuan untuk mengepung pasukan Belanda yang bertahan di kota, mematahkan perlawanan mereka, dan membuka jalan menuju pangkalan Kakas melalui kota Tomohon.
Pendekatan terkoordinasi ini menunjukkan kemampuan militer Jepang dalam memanfaatkan mobilitas dan kejutan taktis.
Perlawanan Pasukan KNIL
Menghadapi invasi ini, pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) di bawah komando Mayor B.F.A. Schilmöller terdiri dari sekitar 1.500 tentara. Meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pasukan Jepang, KNIL berusaha keras mempertahankan Manado. Namun, upaya mereka terbukti tidak cukup. Pada 12 Januari 1942, pasukan Jepang berhasil menduduki Manado sepenuhnya, menunjukkan superioritas strategi dan persenjataan mereka.
Penyisiran dan Konsolidasi
Setelah menguasai Manado, pasukan gabungan SNLF melanjutkan operasi penyisiran di kota dan wilayah sekitarnya. Penyisiran ini berlangsung hingga 16 Januari 1942, ketika Jepang menyatakan operasi militer di Manado selesai.
Setelah itu, pasukan Jepang berkumpul di Manado untuk mempersiapkan tahap berikutnya, yaitu penyerangan ke Kendari, yang juga memiliki pangkalan udara strategis.
Signifikansi Pertempuran Manado
Pertempuran Manado menjadi tonggak penting dalam sejarah invasi Jepang di Asia Tenggara. Keberhasilan Jepang dalam operasi ini tidak hanya mengamankan wilayah strategis di Hindia Belanda tetapi juga memperlihatkan efektivitas penggunaan pasukan penerjun payung dalam perang modern.
Selain itu, penguasaan atas lapangan terbang dan pangkalan angkatan laut di Manado memberi Jepang keunggulan logistik untuk melanjutkan kampanye militer mereka.
Sumber:
Wikipedia – Battle of Manado