Jejak Petualangan di Tanah Minahasa: Berburu Anoa dan Menyelami Kehidupan Sulawesi pada 1921

Artikel2757 Dilihat

Tulisan ini menceritakan pengalaman perjalanan John Talbot Clifton dan istrinya, Violet Clifton, ke Minahasa, Sulawesi Utara, pada tahun 1921.

 

Dalam perjalanan ini, mereka berkunjung ke berbagai tempat di Minahasa, termasuk Tondano, Rurukan, dan Pulau Lembeh. Tujuan utama mereka adalah berburu Anoa, hewan khas Sulawesi, yang kemudian dijelaskan dalam bukunya *Islands of Queen Wilhelmina*.

 

Cerita dimulai dengan perjalanan panjang menuju Manado, di mana mereka mengalami perjalanan yang penuh dengan interaksi dengan masyarakat lokal dan pengamatan terhadap budaya serta kehidupan sehari-hari di Minahasa.

 

Mereka berkenalan dengan penduduk setempat, termasuk seorang pelayan bernama Ambrose yang menemani perjalanan mereka. Talbot dan Violet mengunjungi beberapa desa seperti Rurukan, sebuah desa pegunungan yang indah, yang menjadi tempat peristirahatan Talbot yang sedang sakit.

 

Violet menggambarkan dengan rinci tentang kehidupan di desa-desa tersebut, menggambarkan cara hidup yang tenang dan dekat dengan alam.

 

Mereka juga bertemu dengan banyak individu dengan cerita hidup yang menarik, seperti Tuan Wang, seorang pria keturunan Tionghoa yang telah memilih untuk tinggal di hutan setelah mengalami kebangkrutan.

Tuan Wang tinggal dengan keluarga dan pekerja di sebuah perkebunan kelapa yang baru dibangun, dan meskipun kehidupannya sederhana, ia berhasil membangun kehidupan baru di tengah hutan.

 

Setelah beberapa kali berburu, Talbot dan rombongan kesulitan menemukan Anoa meskipun mereka berusaha keras untuk menemukannya.

Mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk perjalanan yang melelahkan dan kondisi alam yang penuh bahaya, seperti tumbuhan beracun dan hewan berbahaya.

 

Selama perjalanan, Violet juga mencatat kesan mereka tentang orang-orang Minahasa yang hidup dengan cara yang sederhana dan penuh dengan kebersamaan, serta budaya yang dipengaruhi oleh agama Kristen dan nilai-nilai tradisional.

 

Buku ini memberikan gambaran menarik tentang kehidupan di Sulawesi pada awal abad ke-20, serta perbedaan budaya yang ditemukan oleh para penjelajah Barat pada masa itu.

Diterjemahkan oleh Rommy Toar Nonutu

 

 

Tinggalkan Balasan