Pegunungan Tareran, terletak di ujung selatan tanah Minahasa di semenanjung utara Sulawesi, menyimpan sejarah panjang yang penuh heroisme.
Kawasan ini, diapit Sungai Rano i Apo di selatan dan Pegunungan Soputan di barat, dahulu kala adalah hutan belantara tanpa penghuni.
Namun, saat suku-suku Minahasa menetapkan pembagian wilayah di Watu Pinawetengan, Pegunungan Tareran diserahkan kepada anak suku Tountemboan yang saat itu sudah bermukim di utara Gunung Soputan.
Pertempuran Awal dan Peran Strategis
Ketegangan meningkat ketika perbatasan antara Minahasa dan Bolaang Mongondow menjadi medan sengketa.
Pegunungan Tareran, dengan posisinya yang strategis, menjadi rebutan. Bagi kerajaan Bolaang Mongondow, daerah ini adalah pintu gerbang menuju tanah subur Minahasa tengah. Sebaliknya, bagi pasukan Minahasa, pegunungan itu adalah benteng pertahanan yang vital.
Pasukan Malesung, yang terdiri dari orang-orang Tountemboan dan Tombulu, berhasil menghalau serangan Mongondow di sekitar kaki Gunung Soputan.
Namun, pihak Mongondow tak menyerah. Dengan ambisi besar, mereka menyusun strategi baru di bawah kepemimpinan Panglima Bogani Bantong.
Pasukan Mongondow menyebrangi Sungai Rano i Apo dan mendirikan markas di Pinamorongan dan Kapoya, dua wilayah yang menjadi basis operasi mereka.
Musyawarah Para Tonaas*
Kabar ini memicu kegelisahan di kalangan tonaas dan walian Minahasa.
Para pemimpin segera berkumpul di dekat Watu Pinawetengan untuk menyusun strategi baru.
Dalam musyawarah itu, Tonaas Kariso, pemimpin Tounpaso, memulai pembicaraan:
“Saudara-saudara, pergerakan baru Mongondow mengancam wilayah kita. Mereka kini mengincar pegunungan di utara Gunung Soputan yang belum dihuni. Bagaimana pendapat kalian?”_
Diam menyelimuti suasana, hingga Tonaas Rotie, pemimpin Langkowan yang terkenal sakti, angkat bicara:
“Pegunungan itu sulit ditembus karena hutan lebat. Kita juga belum mengenal daerahnya dengan baik.”
Namun, Tonaas Mamarimbing dari Tounkimbut menawarkan solusi:
“Wilayah itu sering menjadi tempat perburuan. Saya dengar ada dua pemburu kakak-beradik, Lipan dan Konimpis, yang mendiami daerah tersebut. Izinkan saya menyelidiki dan mendekati mereka.”
Usulan itu disambut baik. Tonaas Kariso menambahkan, “Kita juga harus mendirikan pemukiman baru di sana, sebagai bukti bahwa wilayah itu milik kita, warisan leluhur yang harus kita pertahankan.”_
Ekspedisi ke Pegunungan Tareran
Tonaas Mamarimbing, ditemani Palandi dan Sage, memimpin ekspedisi ke wilayah Kuntung Tareran. Bersama penduduk Tounkimbut yang baru saja terkena bencana alam, mereka mendirikan sebuah pemukiman yang dinamai Lansot, diambil dari nama pohon lansat yang banyak tumbuh di sana.
Setelah pemukiman berdiri, para tonaas mulai menjelajahi kawasan sekitar. Tempat bernama Lowian, yang ditumbuhi pohon beringin besar, dipilih sebagai pusat pertahanan.
Dari situ, mereka menyusun rencana untuk menghadang ekspansi Mongondow.
Rencana Strategis dan Persiapan Perang
Wilayah di kaki bukit sebelah barat (sekarang Desa Wuwuk) dianggap ideal untuk menghadang Mongondow. Tempat ini dikelilingi bukit-bukit dan hutan lebat, cocok untuk serangan taktis. Sage, ahli pemasangan patok, menandai batas-batas wilayah pertahanan agar tidak mengganggu pemukiman Lansot.
Ketiga tonaas, yang dikenal sebagai “Dotu Tiga Serangkai”—Tonaas Mamarimbing (Ma’abe), Palandi (Pisek), dan Sage (Seke’), memimpin tugas berat ini. Mereka tak hanya mendirikan pemukiman baru tetapi juga mempersiapkan markas untuk para Waraney (pejuang) yang akan datang dari seluruh tanah Minahasa.
Lahirnya Kampung Rumoong Atas
Dari tempat strategis Lowian, para tonaas dan penduduk bahu-membahu mempertahankan tanah leluhur mereka. Tempat ini kelak berkembang menjadi kampung Rumoong Atas, simbol keteguhan dan keberanian Minahasa dalam menjaga tanah warisan leluhur.
Pegunungan Tareran kini bukan hanya saksi bisu pertempuran sengit di masa lalu, tetapi juga bukti sejarah perjuangan, persatuan, dan cinta tanah air para tonaas dan masyarakat Minahasa.
*Disadur dan diringkas dari Buku *”Taar Era – Legenda Lipan & Konimpis”* oleh Valry S.H. Prang, 2017