Sejarah Berdirinya Desa Koreng, yang terletak di Kecamatan Tareran, memiliki luas sekitar 600 hektar dan berbatasan dengan beberapa desa lainnya, seperti Desa Wuwuk di utara dan Desa Maliku di selatan.
Iklim desa ini dipengaruhi oleh musim kemarau dan penghujan, yang turut memengaruhi pola tanam di desa tersebut.
Sejarah berdirinya Desa Koreng berakar dari peristiwa penting pada pertengahan abad ke-17, ketika Minahasa terlibat dalam perang melawan pasukan Spanyol yang dibantu oleh Datu Binangkang dari Bolaang Mongondow.
Setelah perang berakhir, para pemimpin Minahasa, seperti Dotu Pangkey, Sugi, dan Rompas, mendirikan beberapa desa, termasuk Desa Koreng. Konon, nama “Koreng” berasal dari alat tradisional Minahasa, yaitu “Iggi,” yang digunakan untuk menangkap udang.
Desa ini dulu dikenal sebagai tempat yang dikelilingi oleh tebing-tebing alami yang berfungsi sebagai perangkap bagi hewan atau bahkan orang yang lewat. Selain itu, banyaknya bambu yang tumbuh di daerah tersebut juga digunakan sebagai perangkap untuk menangkap pencuri atau binatang buruan.
Menurut cerita dari penduduk setempat, Dotu Kumayas dan Makaluntas adalah tokoh penting yang pertama kali menemukan tempat ini.
Mereka datang untuk berburu dan menangkap ikan di sungai-sungai yang melintasi lembah yang dikelilingi bukit. Tempat ini ternyata banyak menghasilkan udang, dan mereka mulai membangun pondok sementara di sana. Seiring berjalannya waktu, mereka memutuskan untuk menetap dan mendirikan pemukiman yang kemudian dikenal dengan nama Desa Koreng.
Nama “Koreng” sendiri dianggap sebagai simbol dari “perangkap,” baik dalam konteks alam yang melingkupi desa maupun dalam makna budaya yang menyangkut hubungan antar individu di dalamnya.
Seiring dengan berkembangnya pemukiman, Desa Koreng menjadi tempat tinggal yang makmur, dengan penduduk yang semakin banyak, baik laki-laki maupun perempuan, yang menikah dengan orang dari luar desa.
Hal ini menunjukkan bagaimana desa ini tidak hanya menjadi tempat bertumbuh bagi penghuninya, tetapi juga menjadi pusat yang memikat bagi orang luar, serupa dengan fungsi “perangkap” yang dijadikan simbol nama desa ini.
Dengan demikian, sejarah berdirinya Desa Koreng tidak hanya mencerminkan perjuangan dan kehidupan masyarakat Minahasa di masa lalu, tetapi juga menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam serta antara sesama manusia di desa tersebut.
Disadur dari tulisan Drs. Valry S.H. Prang