Desa Tanamon memiliki asal-usul dari bahasa Bantik, di mana kata “Tanamon” berarti “tanaman kami.”
Pada pertengahan abad ke-18, wilayah ini sudah menjadi tempat pemukiman yang dihuni oleh dua suku utama, yakni suku Bantik dan Mongondow.
Sebagian besar penduduk pada masa itu mengandalkan mata pencaharian sebagai pembuat garam dan nelayan.
Pada tahun 1886, Tanamon telah menjadi sebuah perkampungan, namun belum berstatus sebagai desa. Pemerintahan saat itu masih berada di bawah kendali negeri Poigar.
Walaupun demikian, kehidupan di Tanamon dipimpin oleh para tetua adat yang bernaung di bawah kepala distrik bernama Kusoy, dengan roda pemerintahan dipimpin oleh seorang tonaas bernama Tuala Balamba.
Setelah tahun 1900, Tanamon resmi mendapatkan status sebagai desa.
Sistem pemerintahan pun berpindah dari negeri Poigar ke Desa Tanamon.
Sejak saat itu, desa ini mulai menjalankan pemerintahan mandiri yang terus berlanjut hingga hari ini.
Urutan Hukum Tua Desa Tanamon
Berikut adalah daftar pemimpin Desa Tanamon dari masa ke masa:
- Pantuku Gelu (1900–1907)
- Nesi Gelu (1907–1910) – Pjs
- Musa Tongkehe (1910–1914)
- Tope Ganggiatan (1914–1920)
- Habib Katili (1920–1929)
- Aden Gelu (1929–1944)
- Dien Manangin (1944–1946) – Pjs
- Idam Simbala M. (1946–1954)
- Gambe Ganggiatan (1954–1960)
- Jamalu Katili (1960–1970)
- Senen Dumambow (1970–1975)
- Ismail Katili (1975–1978) – Pjs
- Sun Potale (1978–1983) – Pjs
- Mula Mokoagow (1983–1992)
- U. H. Mokodompit (1992–2002)
- Junus Ilato (2002–2007)
- Saidin Tubuon (2007–2013)
- Ma’sum Mokodompit (Alm.)
- Delianto Mokodompit (2015–2021)
Itulah sejarah singkat Desa Tanamon yang penuh dengan perjalanan panjang dan pergantian kepemimpinan.
Semoga informasi ini memberikan wawasan bermanfaat tentang perkembangan desa tercinta.