Sejarah dan Asal Usul Minahasa

Artikel279 Dilihat

1. Migrasi Awal Penduduk:

  • Penduduk Minahasa awalnya berasal dari berbagai wilayah, seperti Tontemboan (Minahasa), Bantik, Mongondow, Mindanao, dan Bayo.
  • Mereka bermigrasi ke berbagai tempat, termasuk wilayah yang kini dikenal sebagai Ratahan, Tondano, Tombulu, dan lainnya.

 

2. Pakasa’an (Kelompok Kekerabatan):

  • Masyarakat Minahasa awal terbagi dalam beberapa pakasa’an atau kelompok kekerabatan, seperti Toundanou, Tounsea, Toumpakewa, dan lainnya.
  • Setiap pakasa’an memiliki wilayah sendiri, budaya, dan adat istiadat yang unik.

 

3. Perubahan Nama Minahasa

  • Nama Malesung diubah menjadi Minahasa pada tahun 1428 dalam musyawarah di Watu PinawetengaMinahaa
  • Minahasa berasal dari kata Maha Esa, yang berarti menyatukan, mencerminkan penyatuan berbagai kelompok etnis di wilayah tersebut.

 

Kebudayaan dan Adat Istiadat

1. Kepercayaan dan Ritual:

  • Masyarakat Minahasa mempraktikkan kepercayaan terhadap Empung Walian Wangko (Tuhan Yang Maha Agung) dan menghormati leluhur (opo).
  • Ritual adat dilakukan di batu besar seperti Watu Pinawetengan, tempat pembagian wilayah dan pengambilan keputusan penting.

 

2. Taranak dan Kepemimpinan:

  • Taranak adalah kelompok keturunan yang memiliki adat dan pemimpin sendiri.
  • Pemimpin tertinggi disebut Muntu-Untu, yang memimpin musyawarah dan menyelesaikan konflik.

 

3. Perang dan Penyatuan:

  • Konflik antarsuku sering terjadi, namun musyawarah pada 1428 di Watu Pinawetengan berhasil menyatukan suku-suku Minahasa.

 

Pembagian Wilayah

1. Wilayah Pemukiman:

  • Tondano: Berasal dari penduduk yang tinggal di sekitar Danau Bulilin, mencakup wilayah seperti Kakas dan Tombatu.
  • Tombulu: Berasal dari pemukiman di sekitar Gunung Lokon.
  • Tonsea: Menempati wilayah sekitar Gunung Kalawat (Klabat).
  • Ratahan dan Pasan: Menempati wilayah sekitar Towuntu dan Bentenan.
  • Ponosakan: Menempati wilayah sekitar Tababo, Belang, dan Watuliney.

 

2. Tumani (Penyebaran Penduduk):

  • Tumani adalah proses penyebaran penduduk Minahasa ke berbagai wilayah untuk membentuk wanua (negeri).

 

Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana masyarakat Minahasa berkembang dari kelompok kecil menjadi komunitas yang bersatu dalam keanekaragaman adat, bahasa, dan budaya.

Batu Watu Pinawetengan menjadi simbol penting persatuan mereka, sementara adat istiadat terus menjadi fondasi identitas mereka hingga saat ini.

 

*Disadur dari tulisan David DS Lumoindong – Sejarah Ratahan

Tinggalkan Balasan