Kisah 5 Misionaris Asal Minahasa di Tanah Batak 1890

Berita2413 Dilihat

Pada tanggal 18 April 1890, Pdt. H.C. Kruyt dan Nicolas Pontoh tiba di Belawan setelah dikirim oleh Nederlands Zendelingenootschap (NZG) untuk melakukan penginjilan di Tanah Karo.

Pdt. Kruyt yang berasal dari Tomohon, Minahasa, mendirikan pos pelayanan pertama di desa Buluh Awar.

 

Pada tahun berikutnya, Kruyt mengajak empat orang Guru Injil asal Minahasa untuk bergabung, yaitu B. Wenas, J. Pinontoan, R. Tampenawas, dan H. Pesik.

Mereka bertugas menyebarkan Injil di daerah Karo, yang sebelumnya mereka juga telah melayani di Minahasa.

 

Di masa-masa awal penginjilan ini, para misionaris tidak hanya melakukan penyebaran agama tetapi juga pendidikan umum.

Mereka mendirikan sekolah di lima desa yang berbeda, dengan setiap sekolah dipimpin oleh seorang Guru Injil. Berikut pembagian pos pelayanan mereka:

 

1. Pdt. H.C. Kruyt dan Nicolas Pontoh di desa Buluh Awar.

2. Guru Injil Benyamin Wenas di desa Salabulan.

3. Guru Injil Johan Pinontoan di desa Sibolangit.

4. Guru Injil Ricardo Tampenawas di desa Pernengenen.

5. Guru Injil Hendrik Pesik di desa Tanjung Baringin.

 

Pada tanggal 22 Oktober 1891, Johan Pinontoan mengirimkan surat kepada teman-teman dan rekan-rekan misionaris di Minahasa yang berisi kabar gembira mengenai kelahiran putri kecilnya, Johanna, serta perkembangan pelayanan mereka di Karo.

 

Dalam surat tersebut, ia juga menceritakan tentang kehidupan sehari-hari mereka di Karo, mengingatkan bahwa mereka meskipun jauh dari keluarga tetap merasa dilindungi oleh Tuhan.

 

Surat Johan Pinontoan yang berisi kabar pribadi ini menunjukkan bagaimana misionaris Minahasa, meskipun jauh dari rumah dan keluarga, tetap bersemangat menjalankan tugas penginjilan di tengah masyarakat Karo. Pdt. H.C. Kruyt, yang memimpin mereka, mencatat bahwa meskipun pekerjaan penginjilan ini tidak mudah, para penginjil seperti Johan dan istrinya Penina menunjukkan semangat yang tinggi dalam menjalankan misi tersebut.

 

Pdt. Kruyt juga memberikan penghargaan tinggi kepada Penina, istri Johan, yang sangat sesuai dengan peranannya dalam mendukung suaminya.

 

Penina tidak hanya membantu dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga menunjukkan keahlian dalam beradaptasi dengan budaya setempat dan melayani masyarakat Karo.

 

Cerita ini menggambarkan betapa pentingnya kontribusi para misionaris asal Minahasa dalam menyebarkan Injil di Tanah Karo, dan bagaimana mereka berkorban jauh dari rumah dan keluarga demi tujuan mulia ini.

 

Diambil dari majalah Maandbericht van het Nederlandsche Zendelingen-genootschap yang terbit pada Januari 1892. Oleh Galudi Langi

Tinggalkan Balasan