Carel Marinus Visser dan Tragedi di Air Terjun Tonsea Lama

Artikel2429 Dilihat

Pada tanggal 21 September 1855, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Charles Ferdinand Pahud, melakukan kunjungan resmi ke Tondano.

 

Dalam rombongan tersebut turut serta Carel Marinus Visser, bekas Gubernur Maluku yang sedang menghadapi kasus penggelapan keuangan yang rencananya akan disidangkan di Batavia.

 

Setibanya di Tondano, Gubernur Jenderal langsung menuju rumah Controleur (Loji) untuk bertemu dengan pejabat-pejabat setempat. Namun, setelah kurang dari setengah jam berada di Loji, rombongan menyadari bahwa Visser tidak ada di antara mereka.

Gubernur Jenderal pun segera menginstruksikan pencarian terhadap Visser, namun tidak berhasil menemukannya.

 

Akhirnya, seorang penduduk dari Kendis, Johannis Walangitan, melaporkan bahwa ia melihat seorang pria kulit putih berjalan kaki menuju arah utara Tondano.

 

Pencarian kemudian dilanjutkan dan ditemukan informasi dari penduduk Tonsea Lama yang melihat seorang pria kulit putih berjalan menuju Air Terjun. Dari informasi tersebut, disimpulkan bahwa Carel Marinus Visser mungkin telah bunuh diri di sekitar lokasi air terjun.

 

Pencarian dilakukan dengan mengerahkan seluruh penduduk pesisir Sungai Tondano, namun hasilnya nihil. Untuk memudahkan pencarian, sungai Tondano dibendung di beberapa titik. Akhirnya, mayat Visser ditemukan terperosok di celah batu tepat di bawah air terjun.

Mayatnya kemudian ditandu oleh penduduk Tondano menuju rumah Controleur untuk diperiksa, sebelum akhirnya dimakamkan di pekuburan umum Tondano Touliang (Wawalintouwan) pada hari yang sama.

 

Carel Marinus Visser meninggal pada usia 49 tahun, meninggalkan seorang istri, Sophia Wilhelmina Helvetius van Riemsdijk, dan dua anak.

Kejadian ini meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Tondano dan menjadi cerita tragis tentang akhir hidup seorang pejabat Belanda yang tengah terjerat dalam kasus hukum.

Dirangkum oleh Romy Toar Nonutu

Tinggalkan Balasan